Tuesday, November 6, 2012

Al Quran.... (Sandi Tingkat Tinggi)

Kalau di kalangan Kristiani ada bilangan 666 sebagai bilangan misterius maka di kalangan Muslim ada bilangan yang hampir sama dengan bilangan 666 ini. 

Angkanya sama yaitu 6. 

Namun 6 nya berbaris 4 kali yaitu 6666. 

Perbedaan mencolok antara 666 dengan 6666 sebagai bilangan misterius adalah tersurat dan tidak tersuratnya bilangan itu dalam kitab suci. 

Dalam Injil, bilangan 666 tersurat sebagai ayat dalam Kitab Wahyu 13 : 18, yang berbunyi sbb. : 

"Yang penting di sini ialah hikmat : barangsiapa yang bijaksana baiklah ia menghitung bilangan binatang itu, karena bilangan itu adalah bilangan manusia, dan bilangannya adalah enam ratus enam puluh enam."

Sedangkan dalam AlQuran 6666 tidak tersurat sama sekali.

Banyak sebutan yang dilekatkan kepada bilangan 666. 

Sedangkan bilangan 6666 hanya punya satu sebutan saja yaitu jumlah ayat dalam AlQuran. Bisa disebut sebagai agak aneh jika 6666 disebut sebagai jumlah ayat karena jumlah ayat AlQuran adalah 6236. 

Cukup banyak orang yang ketika ditanya tentang jumlah ayat dalam AlQuran menjawab dengan bilangan 6666.

Mari lepaskan 6666 dan lepaskan juga 6236. Lihatlah selisih kedua bilangan ini. Tepat 430. Ada “empat”, “tiga”, dan “nol”. 

Lalu kita lihat beberapa catatan berikut. 
Dalam tulisan Arab : 

Tulisan “bismi” diawal kalimat basmalah, jumlah hurufnya adalah 3, dengankan tulisan “allah” di belakangnya berjumlah 4

Kalimat “la ilaha illa allah” terdiri atas 4 kata, dan kalimat “muhammad rasul allah” terdiri atas 3 kata. Ada 4 huruf nun di akhir ayat Surat Pembuka, dan 3 huruf mim di akhir surat yang sama.

Surat AnNas sebagai surat terakhir tercatat sebagai surat yang ke 114. Jika kita pakai basis 5 (karena angka tertingginya 4) lalu kita terjemahkan ke bilangan desimal, kita akan memperoleh bilangan 34. Langkahnya sbb : (1×5^2) + (1×5^1) + (4×5^0) = 25 + 5 + 4 = 34.

Lambang 4, dan 3 mengarah kepada adanya kesesuaian antara bilangan-bilangan tersebut dengan ciri-ciri yang ada pada tubuh  manusia. Barangkali, jika angka-angka itu sebagai sandi maka sederhananya AlQuran adalah “kunci/alfatihah” untuk membuka “manusia/annas” agar tahu dzati/diri (bukan “jatidiri).
  
Inti AlQuran adalah alfatihah, inti alfatihah adalah bismillah, inti bismillah adalah huruf ba, dan huruf ba bukanlah huruf ba jika tak ada titik di bawahnya. 

Pernah saya baca "bi kana ma kana, bi kunu ma yakunu … "
terjemahan bebasnya kira-kira sbb : 

"karena ada ba maka ada segala sesuatu, ba tidak ada maka segala sesuatu tidak ada…. "

Titik dalam huruf Ba hendaknya tidak dipandang sebagai sebuah bentuk titik seperti halnya titik di akhir kalimat atau di atas huruf i, tapi sebagai sebuah simbol yang harus dicari pada diri sendiri … 

Banyak titik dalam AlQuran tapi hanya satu titik dalam diri

Sebuah kemungkinan yang disebut "Masa Depan"


Vibrasi pikiran akan menciptakan wujud-wujud nyata dalam realita. “Kehidupan yang kita jalani saat ini adalah hasil pikiran di masa lalu, dan pikiran kita saat ini akan menghasilkan kehidupan di masa depan”.

Hello ? Masa depan ?
Apakah masa depan itu ? 
Apakah masa depan benar-benar ada sehingga banyak orang bilang dan berusaha untuk meraih masa depan lebih baik ?

Bila kita bicara dari sisi ‘present‘ tentang segala kejadian yang ada, maka pikiran kita hanyalah ada untuk saat ini. Artinya yang tersentuh oleh pikiran adalah saat-saat kini yang terjadi. Dalam hal inipun maka masa lalu menjadi tidak ada, ia hanya sebuah ‘kesan’ dari bagian pikiran.

Terjebaknya manusia dalam anggapan masa lalu yang menjerat dan tidak bisa melepaskannya adalah karena ia menganggap masa lalu sebagai wujud nyata dan bukan sebagai ‘kesan’.

Memaknai masa lalu sebagai kesan adalah bukan menganggapnya masih sebagai wujud nyata peristiwa, namun belajar dari akibat-akibat yang ditimbulkan oleh sebab tindakan didalamnya.

Melekatnya masa lalu sebagai gambar yang dianggap masih hidup dalam masa kini karena pikiran kita memang masih mengijinkan ia untuk singgah berlama-lama.
Vibrasi dari seluruh tindakan masa lalu itulah yang kini mewujud dalam sebuah masa kini yang sedang kita hadapi. Artinya segala hal yang hadir dalam kehidupan masa kini adalah akibat dari akumulasi vibrasi masa lalu.

Saya menggunakan istilah vibrasi untuk memahami bahwa semua tindakan menghasilkan getaran yang menyebabkan resonansi dari alam semesta. Vibrasi ini memantul dan akan kita terima sebagai wujud realita dari hasil tindakan kita sendiri.

Dalam masa sekarang tentu saja akan terwujud banyak tindakan yang bisa kita lakukan. Semua tindakan tersebut akan membawa kita kepada kemungkinannya sendiri-sendiri, yaitu terwujudnya masa depan bagi setiap tindakan. Apabila saat ini kita menyadari bahwa kita mempunyai banyak pilihan untuk bertindak dan merespon sebuah aksi dengan pilihan reaksi, maka masa depan adalah sebuah kemungkinan. Kemungkinan dari masa depan adalah sebanyak pilihan dari respon kita terhadap aksi yang ada.

Contoh sederhana adalah dua orang yang sama-sama berprofesi sebagai pegawai di sebuah perusahaan. Masa depan mereka menjadi tidak sama karena tergantung dari pilihan tindakan pada masa kini. Pegawai yang satu memilih hidup sederhana dan gemar menabung, sedangkan pegawai yang satu lagi memilih hidup dengan gaya hidup konsumtif. Dari pilihan tindakan tersebut, masing-masing sudah masuk dalam kemungkinannya sendiri-sendiri. Belum lagi apabila mereka menambah tindakan-tindakan lainnya yang tentu saja akan mewujudkan kemungkinan yang berbeda dari sebelumnya.

Memahami bahwa seluruh tindakan akan membawa resonansi vibrasi bagi kehidupan yang mewujud menjadi realita bagi diri yang melakukannya, adalah sebuah langkah sadar untuk mewujudkan kemungkinan masa depan bagi dirinya sendiri.

“Masa depan adalah sebuah kemungkinan, anda sendirilah yang memilih untuk mewujudkannya dalam kehidupan anda!”

Cinta yang membebaskan....

Bagi sebagian besar manusia cinta dipahami sebagai sesuatu yang dituntut. Dalam hal ini adalah rasa memiliki. 

Aku mencintaimu dan aku memilikimu kemudian kamu penuhi harapanku akan dirimu. Hampir tidak ditemukan cinta sebagai compassion, yaitu sebagai rasa yang membebaskan.

Dua orang manusia yang dikatakan jatuh cinta sebagian besar hanya menjadikan ‘compassion’ pada awal-awal cintanya. 
Selanjutnya adalah rasa tuntutan untuk memenuhi harapannya masing-masing.
Yang satu berharap ingin diperhatikan setiap saat, yang satu lagi berharap hal yang sama. 
Ketika harapan dari keduanya tak terpenuhi maka cinta akan lari dan menjadi kecurigaan dalam langkahnya.

Cinta yang jauh dari ‘compassion’biasanya adalah cinta yang dipenuhi hasrat untuk memiliki seutuhnya. 
Ungkapan ‘kamu milikku satu-satunya’ adalah harapan ego untuk menjadikan cinta sebagai sebuah penjara kepemilikan. 

Saya mengatakan penjara karena masing-masing menjadi sangat terikat untuk memenuhi harapan yang diinginkan.
Bayangkan sebuah kejadian seperti ini: 

"Salah satu dari dua pasangan yang mengatakan saling mencintai, salah satunya ingin setiap saat ditelpon sebagai sebuah bentuk perhatian (ini harapannya). Kemudian satunya pada awalnya memenuhi harapan tersebut sebagai bentuk ‘pemberian’ tanpa pamrih. Namun karena harapan tersebut selalu diulang dan menjadi bentuk keterikatan (terikat karena bila tak dipenuhi akan marah), maka langkah memenuhi harapan akan menjadi penjara baru, yaitu langkah ‘terpaksa’ biar tidak marah."

Cinta yang didalamnya ada ‘compassion’ adalah rasa saling percaya sehingga cinta itu membebaskan jiwa. 
Yang satu memberi kepercayaan sepenuhnya dan yang satu lagi menjaga kepercayaan dengan memberikan hal-hal yang damai.
Memahami cinta yang didalamnya ada ‘compassion’ bukan menciptakan penjara-penjara baru keterikatan, yaitu jadwal keterikatan baru yang dulunya tidak ada. Masing-masing pihak dengan penuh kesadaran menyadari apa-apa yang tidak disukai pasangan dan apa yang disukai pasangan, tanpa tuntutan.
Saya mengulangi lagi bahwa compassion dalam cinta adalah mewujudkan kesadaran akan langkah yang sadar tentang apa yang disukai pasangan dan apa yang tidak disukai pasangan, tanpa tuntutan.

Bila salah satu menuntut akan sebuah harapan, maka terjadi kesalahan didalam kedua belah pihak. Yang menuntut sudah menjadikan langkah cinta menjadi keterikatan, sehingga harus ada dan selalu ada. Yang dituntut sudah menjadikan dirinya tidak sadar akan apa yang tidak disukai pasangan.
Menyadari compassion dalam cinta memang membutuhkan kematangan jiwa dan kesadaran akan diri. Disini keterikatan diletakkan sebagai sebuah penjara yang mengikat akan pemenuhan harapan-harapan cintanya.
Bila kesadaran akan apa yang disukai pasangan saling muncul, maka tuntutan menjadi tidak ada. Dan bila kesadaran akan apa yang tidak disukai pasangan juga saling muncul maka kekecewaan juga tidak ada.
Kedua belah pih`k menjadi tidak sadar akan apa yang disukai dan apa yang tidak disukai adalah karena ego. Ada ego yang ingin menang, ego ingin menguasai, dan juga ego ingin semaunya sendiri.
Cinta yang bebas bukan berarti hidup bebas dan bukan pula berarti sex bebas. Cinta yang bebas justru mengandung compassion, yaitu kesadaran diri yang tinggi untuk saling memberi yang terbaik tanpa tuntutan.


Monday, October 22, 2012

Ber "GURU" pada Pakar Pemasaran

Pikiran ku sejenak tertegun ketika melihat sang pakar pemasaran itu berbicara, sebuah kisah yang membuka mataku yang selama ini tertutup. Sang pakar itu bercerita dengan indahnya tentang suatu ilmu yang sudah cukup lama saya pelajari di bangku kuliah.

Pikiranku sejenak menerawang mengingat masa-masa kuliah dahulu, disanalah awal mula saya mengenal marketing dengan istilah 4P nya yang terkenal. Marketing mix mereka menyebutnya merupakan hasil dari proses sebelumnya yaitu analisa kebutuhan pasar. 

Ya, marketing selalu dimulai dengan adanya kebutuhan di pasar terhadap suatu produk atau jasa. Setiap manusia pasti memiliki need yang berbeda dan dari disinilah dimulai proses narrowing down kebutuhan dengan memasukkan proses segmentasi dan targetting.

Sang pakar terus bercerita gamblang tentang need, suatu penjelasan yang sangat ringan tetapi mengandung arti dalam apabila kita mau berpikir kritis dan menganalisa. Sang pakar itu tidak lain adalah Allah SWT yang bercerita tentang kebutuhan dasar manusia di dalam surat Ali Imran ayat 14 :



 “Dijadikan kepada manusia kecintaan terhadap wanita, anak-anak, harta benda berupa emas, perak dan binatang ternak….”

Melalui surat itu, sang Pakar memberikan suatu ilmu pemasaran berupa “apa saja sih kebutuhan dasar manusia”. Dengan jelas kita dapat mengetahui bahwa kebutuhan dasar manusia terbagi dalam tiga point besar yaitu :

            1. Wanita 

             Ketika membaca surat ini, timbul pertanyaan dalam hati saya :

“Mengapa Wanita ?”,
“Mengapa Wanita di letakkan pada posisi pertama ? Bukan kedua atau ketiga ?”,
“Apakah ayat ini hanya untuk para lelaki ?
Mari kita analisa lebih dalam dari sudut pandang ilmu pemasaran, wanita dijadikan salah satu kebutuhan dasar manusia karena wanita di takdirkan memiliki keindahan dan mencintai keindahan.
Seorang wanita selalu mencari cara agar dirinya tampak indah, antara lain dengan memperindah diri dengan pakaian yang indah, perhiasan ataupun dengan melakukan perawatan tubuh agar tampak selalu indah. 

Bagi seorang pemasar ulung, wanita adalah pasar yang sangat potensial sehingga tidak heran kebanyakan produk dan jasa saat ini mengarah kepada wanita. 
Sebut saja salon, butik, dan produk kosmetik semua mengarahkan teropong mereka untuk membidik wanita sebagai sasaran penjualan.

Penjelasan diatas pun sebenarnya dapat menjawab pertanyaan kenapa wanita dijadikan urutan pertama, ya karena wanita mempunyai potensi pasar yang sangat besar. 

Nah untuk pertanyaan ketiga, mari kita cermati lagi kata “Manusia” dalam ayat diatas. Manusia tentu saja bukan hanya lelaki dan yang mencintai keindahan seorang wanita juga bukan hanya lelaki. 

Seorang Wanita juga akan mencintai keindahan wanita lain. 
Coba bayangkan ketika kita berjalan jalan dengan pasangan kita di jalan dan kemudian bertemu dengan seorang artis wanita yang cantik, pasti pasangan kita pun akan berkata “cantik sekali dia…”.

Oops tapi tolong jangan jadikan kecintaan wanita terhadap wanita lain sebagai dasar untuk melegalkan hubungan seksual sesama jenis, jelas konteks nya sangat berbeda untuk kebutuhan seksual

2. Anak-anak
Urutan kedua setelah wanita, manusia akan selalu mencintai anak-anak. 

Bagi seorang pemasar, anak-anak adalah target “empuk” untuk dikembangkan pasarnya, sebut saja mulai dari pakaian bayi, popok, mainan sampai pendidikan semua mengincar pasar anak-anak. 
Dari pasar yang besar tersebut dapat kita persempit dengan menambahkan parameter usia. Kebutuhan seorang anak usia bayi dengan balita tentu saja berbeda dan dari sini saja kita bisa membuat banyak kombinasi 4P nya (Product, Price, Place dan Promotion). 

Pasar anak-anak pun tidak akan hilang karena sampai kapanpun anak-anak akan selalu ada dan manusia akan selalu mencintai anak-anak. Oleh karena itu wajar jika anak-anak menempati urutan kedua.

3. Harta Benda
Kebutuhan dasar selanjutnya adalah harta benda. 
Nah disini sang Pakar memberikan detail dari harta benda dengan menyebutkan emas, perak, hewan ternak. Mari kita jabarkan satu persatu

Emas dan Perak

Manusia dari jaman “Baheula” sampai sekarang pun akan selalu mencintai yang namanya emas dan perak. Emas melambangkan suatu logam mulia benilai tinggi yang pada jaman dahulu digunakan oleh banyak negara sebagai alat tukar. Perak memiliki nilai sedikit dibawah emas, dan beberapa negara pada masa lalu juga menggunakan perak sebagai mata uang seperti cina. Nah, sebagai seorang pemasar, pasar emas dan perak menyimpan sejuta potensi untuk dikembangkan menjadi berbagai macam 4P.

Pada saat saya di Jakarta, logam mulia sedang menjadi komoditi primadona yang diincar banyak orang, dan logam mulia sebagai produk pun memiliki “p” lain yang beragam seperti “price” yang berbeda tergantung beratnya. Produk lain yang berhubungan dengan emas dan perak dapat kita kembangkan menjadi jasa keuangan. Saat ini para penyedia jasa keuangan mulai dari bank dan non bank bertaburan di seluruh penjuru planet bumi untuk menawarkan keuntungan yang besar bagi konsumen mereka.

Dari sini dapat kita lihat bahwa emas dan perak merupakan pasar besar setelah seorang manusia dapat memenuhi kebutuhan mereka akan wanita dan anak-anak. Hal ini dapat kita artikan, seorang manusia akan beralih ke produk-produk investasi hanya setelah kebutuhan dasar keluarga mereka sudah terpenuhi.

Binatang Ternak

Ayat ini pertama kali turun di tanah arab dimana pada masa lalu, orang menggunakan hewan ternak sebagai alat transportasi dan juga merupakan simbol kehormatan seseorang. Pada era modern saat ini, hewan ternak dapat kita artikan sebagai alat transportasi seperti mobil, motor, perahu dan sebagainya. Tidak dapat dipungkiri setiap orang pasti memiliki keinginan di dalam dirinya untuk memiliki motor ataupun mobil. Pada saat pendapatan meningkat dan kebutuhan dasar untuk keluarga telah terpenuhi seseorang pasti akan beralih ke kebutuhan akan moda transportasi yang juga merupakan simbol kesuksesan mereka.
Di Jakarta, kita dapat melihat bahwa pasar motor dan mobil sangat besar dan menggiurkan. Produsen otomotif berlomba membuat 4P yang tepat untuk konsumennya dengan berbagai macam cara. Sebagai contoh, disaat harga bahan bakar melambung, produsen otomotif akan membuat “product” berupa kendaraan yang hemat bahan bakar dan membuat “price” yang terjangkau melalui “promotion” berupa diskon besar kemudian menciptakan “place” berupa dealer maupun pameran yang dapat dengan mudah dijangkau

Sungguh ayat ini membuktikan bahwa Allah SWT sangat mengerti akan kebutuhan manusia sekaligus memberikan pelajaran kepada manusia, bagi mereka yang mau berpikir. Ayat ini sudah ada sejak empat belas abad yang lalu jauh sebelum para sarjana pemasaran membuat teori tentang basic needs.

Monday, October 1, 2012

Jalan Mengenal Allah

Ada dua jalan untuk mengenal Allah SWT :

PERTAMA : Mengenal Allah lewat akal

Akal adalah salah satu sarana untuk mengenal Allah. Fungsi akal adalah untuk berfikir dan merenung. Seseorang yang memperhatikan ayat-ayat Al Qur’an yang menggugah akal untuk berfikir dan merenung, sehingga sampai pada hakekat kebenaran yang tidak diragukan lagi (13:3/16:11/27:52)
Allah sangat mencela orang-orang yang tidak mempergunakan akalnya dan akan memasukan mereka kedalam neraka jahanam kelak (7:179)
Ayat-ayat Allah yang dapat kita saksikan ada dua macam yaitu : ayat Allah yang ada di alam ini (ayat kauniyah) dan ayat Allah yang ada di dalam Al Qur’an (ayat Qur’aniyyah)

I. Ayat Kauniyyah
Sesungguhnya banyak sekali fenomena-fenomena yang terdapat di mayapada ini yang menunjukan kebesaran Allah (2:164/51:20,21/3:190,191)

> Fenomena Terjadinya Alam (39:5)
Diantara sesuatu yang wajib diterima akal adalah bahwa setiap sesuatu yang ada pasti ada yang mengadakan. Begitu juga alam semesta ini, tentu ada yang menjadikannya (52:35)

> Fenomena Kehendak yang Tinggi
Kalau anda memperhatikan alam ini, anda akan menemukan bahwa alam ini sangat tersusun rapi. Hal ini menunjukan bahwa di sana pasti ada kehendak agung yang bersumber dari Sang Pencipta Yang Maha Pintar dan Bijaksana (67:3). Kita ambil beberapa contoh : seandainya matahari hanya memberikan panasnya kepada bumi sebanyak setengah dari panasnya sekarang, pastilah kita membeku karena kedinginan dan sendainya panasnya bertambah setengah pastilah kita telah menjadi abu. Seandainya malam lebih panjang sepuluh kali dari malam sekarang ini, tentulah matahari pada musim panas akan membakar seluruh tanaman disiang hari dan di malam hari seluruh tumbuhan membeku.

> Fenomena Kehidupan
Bila anda perhatikan makhluk yang hidup di muka bumi anda akan menemukan berbagai jenis dan bentuknya, serta berbagai macam cara hidup dan berkembang biak (24:25/6:38)
Semua itu menunjukan bahwa di sana ada zat yang menciptakan membentuk, menentukan rizkinya dan meniupkan ruh kehidupan pada dirinya (29:20/21:30)

Bagaimana pintarnya manusia tentu ia tidak akan dapat membuat makhluk yang hidup dari sesuatu yang belum ada. Allah SWT menantang manusia untuk membuat seekor lalat, jika mereka mampu (22:73, 74/46:4)

> Fenomena Petunjuk dan Ilham
Ketika kita mempelajari alam semesta ini kita akan melihat suatu petunjuk yang sempurna dari yang sekecil-kecilnya sampai yang sebesar-besarnya. Bagaimana kita dapat memberikan argumentasi petunjuk ini? Bagaimana ia dapat terwujud? Bagaimana ia dapat langgeng?
Sungguh disitu terdapat jawaban yang diberikan akal, yaitu adanya zat yang memberi hidayah (petunjuk) (20:50)
Seorang bayi ketika dilahirkan ia menangis dan mencari putting susu ibunya. Siapa yang mengajari bayi tersebut ?
Seekor ayam betina mengerami telurnya ia membolak-balikan telurnya, agar zat makanan yang terdapat pada telur tersebut rata, dengan demikian telur tersebut dapat menetas. Secara ilmiah akhirnya diketahui bahwa anak-anak ayam yang sedang diproses dalam telur itu mengalami pengendapan bahan makanan pada tubuhnya dibagian bawah. Jika telur tersebut tidak digerak-gerakkan niscaya zat makanan yang ada dalam tersebut tidak merata, dengan demikian ia tidak bisa menetas. Siapa yang mengajarkan ayam berbuat demikin ?

Akal yang sehat akan berpendapat bahwa di sana pasti ada yang memberi hidayah (petunjuk) dan Al Qur’an menerangkan bahwa zat yang meberi hidayah itu adalah Allah yang menciptakan lalu memberi hidayah.

> Fenomena Pengabulan Do’a
Kita sering mendengar seseorang yang ditimpa suatu musibah yang membuat hatinya hancur luluh, putus harapan, lalu ia berdo’a menghadap Allah SWT, tiba-tiba musibah itu hilang, kebahagiaanpun kembali dan datanglah kemudahan setelah kesusahaan. Siapa yang mengabulkan doa?
Sudah menjadi suatu yang logis bila seorang menghadapi bahaya pasti menghadap Allah SWT dan berdoa. Firman Allah (17:67/10:22,23/6:63, 64). Siapa yang mengabulkan doa itu?
Fenomena-fenomena yang menunjukan adanya Allah sangat banyak sekali. Barang siapa yang menginginkan tambahan hendaklah membaca alam yang maha luas ini, dan memperhatikan penciptaan langit dan bumi serta manusia, pasti akan menemukan dalil-dalil dan bukti yang jelas akan adanya Allah (41:53)

II. Ayat Qur’aniyyah

Ayat-ayat Allah yang terdapat dalam Al Qur’an berupa ajaran-ajaran konsep hidup, peraturan yang lengkap adalah merupakan mu’jizat yang riil yang menunjukan akan adanya Allah
Mu’jizat itu terdapat pada :


  1. Keindahan penyampaiannya, ketinggian bahasanya dan kerapian susunan ayat-ayatnya, yang sampai kini tak seorang manusiapun yang mampu dan sanggup menandinginya atau membuat walaupun satu ayat, Al Qur’an menantang siapa yang sanggup mendatangkan satu surat ataupun satu ayat yang semisal (2:23/10:38/11:13/17:88) 
  2. Pemberitahuan Al Qur’an tentang hal ihwal kaum Aad, Tsamud, Kaum Nabi Luth, Tentang Maryam, Nabi Isa dll. (9:70/14:9/50:12, 13, 14)
Semua itu datang lewat lisan seorang yang ummi – tidak bisa membaca tidak bisa menulis – tidak pernah belajar kepada seorang guru serta tidak pernah hidup ditengah masyarakat berilmu atau dilingkungan Ahli Kitab (29:48). Semua itu menunjukkan bahwa Al Qur’an datang dari Allah SWT.

  1. Pemberitahuan Al Qur’an tentang kejadian-kejadian yang akan datang, persis seperti dikatakan Al Qur’an :
· Pemberitahuan Al Qur’an tentang kekalahan bangsa Persia atas bangsa Romawi (30:1,2,3)
· Janji Allah kepada kaum Muslimin untuk menjadikan mereka pemimpin (khalifah) di muka bumi sebagaimana ummat sebelum mereka (24:55). Dan janji Allah itu betul-betul terjadi. Pada masa Nabi SAW kaum muslimin telah menguasai jazirah Arab. Pada masa sahabat mereka telah menguasai dan sampai ke Persia. Kemudian menguasai Romawi di Syam, Mesir dan sekitarnya.
· Janji Allah kepada kaum muslimin dengan kemenangan pada perang Badar (8:7)
· Janji Allah kepada Rasul-Nya bahwa ia akan memasuki Masjid Haram (48:27)
· Pemberitahuan Al Qur’an bahwa Abu Lahab akan mati dalam keadaan musyrik.

Semua hal tersebut diatas terjadi sebagaimana dikatakan dalam Al Qur’an Al Karim.

  1. Penemuan ilmiah yang tidak mungkin akan ditemukan oleh seseorang yang ummi, yang tak pernah belajar, tidak bisa membaca dan menulis.
Pemberitahuan Al Qur’an bahwa mulanya bumi dan langit satu, kemudian terpisah dari langit (21:30)
Tentang asal kejadian manusia (22:5)
Pemberitahuan Al Qur’an bahwa sumber rasa adalah urat syaraf yang terletak dibawah kulit (4:56)
Pemberitahuan Al Qur’an tentang hampa udara bila manusia semakin tinggi naik ke langit (6:125)
Pemberitahuan Al Qur’an bahwa bumi ini bundar (39:5)

Ini sebagian penemu-penemu ilmiah yang tertera dalam Al-Qur’an yang dibuktikan kebenarannya oleh sains dan teknologi modern. Dan ini sebagai bukti kebenaran Al Qur’an dari Allah semata.
  1. Syari’at dan peraturan yang terkandung dalam Al Qur’an dapat kita lihat dari beberapa segi :
Kelengkapan peraturan tersebut (syumul). Tidak ada satu amal perbuatanpun dari yang sekecil-kecilnya sampai yang sebesar-besarnya kecuali Islam telah menerangkan hukum dan caranya (6:38/16:89)

Kesesuaian di segala zaman dan tempat. Sebab Al Qur’an diturunkan sebagai petunjuk bagi seluruh manusia sampai hari kiamat (21:107/34:28/7:158)

Kekal sampai hari kiamat. Syariat Islam adalah syari’at yang kekal sampai hari kiamat (15:9)

Semua yang tersebut diatas berupa ayat-ayat Allah, baik yang terdapat dalam Al Qur’an (4:82) atau yang terdapat dalam alam semesta (41:53) ini menunjukan keberadaan Allah SWT Yang Maha Mencipta, Maha Mengetahui dan menunjukkan kebenaran Islam.

Kesadaran Diri

Kesadaran bukanlah tentang benar dan salah, bukan pula tentang baik dan buruk. Banyak yang bertanya kepada saya, semakin mereka mempelajari sesuatu, semakin mereka bingung memilah mana yang benar dan mana yang salah.

Benar menurut siapa, dan salah menurut siapa ? Benar atau salah menurut satu paham, belum tentu menjadi benar atau salah menurut paham yang lainnya. Begitu pula baik dan buruk.

‘Membunuh’ apapun cara dan alasannya bila dilakukan di medan perang akan menjadi sesuatu yang baik dan benar. Namun bila dilakukan pada tetangga dan dalam keseharian anda, tentu saja akan menjadi hal yang buruk dan salah.

Kesadaran memang bukan masalah benar, salah, baik, atau buruk.

Benar, salah, baik, atau buruk, adalah tentang hasil representasi seseorang terhadap peristiwa yang ia tangkap. Dan hasil tersebut sangat dipengaruhi oleh sebuah belief system didalam dirinya. Ia besar di lingkungan apa, melalui agama apa, berbudaya apa, pendidikan, dan juga keluarga.
Saya mencontohkan kembali tentang ‘membunuh’

· Seseorang membunuh orang yang datang kerumahnya dengan kesadaran penuh karena orang tersebut mengancam dirinya dan ia sadar apabila ia tidak membela dirinya dengan membunuh orang tersebut, maka ia lah yang akan terbunuh.

· Seseorang membunuh orang yang datang kerumahnya tanpa kesadaran, karena ia hanya tersinggung egonya dan merasa dipermalukan harga dirinya.

Artinya, memang ada ‘kesadaran’ yang mengawasi kita. Kesadaran juga bukan logika. Saya bisa dengan sangat logis saat menulis, dan saya harus menggunakan logika ketika menulis supaya saya tahu ejaan dan tanda baca yang benar. Namun pada saat menulis, saya bisa dengan kesadaran ataupun tidak. Artinya dengan kesadaran penuh, maka saya dituntun untuk menikmati saat-saat menulis dan sadar sepenuhnya apa yang saya tulis.

Bila saya menulis tanpa kesadaran, saya hanya menuruti ego yang harus saya luapkan dalam bentuk tulisan.
Kita hidup dalam ‘lautan kesadaran’

Kita sedang berenang di dalamnya, dalam kesadaran yang sangat luas di alam raya ini.
Apakah kesadaran mengenal baik, buruk, benar, dan salah?
Kesadaran akan menuntun seseorang untuk bertindak yang tepat sesuai masa saat ia melakukan tindakan tersebut. Perkara itu baik atau buruk, benar atau salah, tergantung dari system representasi dirinya memahami sebuah peristiwa yang hadir dalam hidupnya.

Apakah tindakan ‘memperkosa’ bisa dibenarkan, bila ia meyakini itu benar sesuai belief system dirinya?
Mari kita lihat! Kita tidak memandang dari sisi benar, salah atau baik dan buruk.
Pertanyaannya adalah: Sadarkah tindakan memperkosa tersebut? Menyadari tindakan memperkosa adalah menyadari semua akibat yang ditimbulkan dari tindakan tersebut. Bila jawaban dalam diri pemerkosa adalah, ‘saya nggak peduli masa depannya, saya nggak peduli siapa dia, yang penting saya puas karena saya sangat ingin saat itu’ – artinya ia melakukan tanpa kesadaran dirinya. Kesadarannya tidak di dengarkan pada saat tindakan itu ia putuskan.

Satu lagi,
Seseorang melakukan tindakan penggelapan uang. Apakah ia menggelapkan uang dengan penuh kesadarannya ? Ada dua alasan yang terlihat berbeda, namun kenyataannya sama :

1. Saya menggelapkan uang karena anak saya butuh biaya sekolah

2. Saya menggelapkan uang karena untuk memenuhi tingginya life style saya.

Alasan pertama terlihat melankolis dan terlihat masih bisa diterima oleh sebagian orang, dan alasan kedua sama sekali tidak diterima oleh orang manapun. Namun kedua alasan tersebut tetap menyimpan ego untuk memuaskan dirinya sendiri.

Bila seseorang berkesadaran penuh saat itu, ia akan sadar dampak dari penggelapan uang. Baik dampak bagi dirinya, instansi yang digelapkan, kerugian yang ditimbulkan.

Banyak orang yang masih bisa melakukan ‘sebuah pembenaran’ dari tindakannya. Ia kawin lagi karena membenarkan bahwa kawin lagi adalah dicontohkan juga dalam agamanya dan itu sah. Namun apakah tindakannya penuh dengan kesadaran? Apakah ia sadar dari semua dampak yang dilakukannya?
Kesadaran bukanlah pembenaran dari tindakan ego untuk memuaskan diri.

Kesadaran bukan pula soal dosa dan pahala

Kenapa dosa dan pahala ‘harus’ ada ? Karena manusia belum bisa bertindak dengan kesadarannya. Bila belum, tentu harus diberikan rambu-rambu tentang hal tersebut. Namun jangan terjebak dengan dosa dan pahala, karena yang berperan adalah kesadaran.

Apakah berkesadaran adalah hal yang berpahalan? Dan apakah sudah tentu tindakan berkesadaran adalah tindakan yang jauh dari dosa ?
Sekali lagi bahwa kesadaran bukan soal dosa dan pahala. Kesadaran yang mengawasi tindakan untuk bertindak ‘tepat’ pada saat itu.

Orang yang penuh kesadaran, dalam setiap tindakan, akan menyadari sepenuhnya tentang akibat-akibat yang ditimbulkan dari tindakannya saat itu. Ia menyadari penuh adanya aksi-reaksi di alam semesta, dan ia akan memilih tindakan yang tidak merugikan orang lain, tidak menyakitkan orang lain, bahkan bermanfaat dan berdaya guna bagi sesama.

Melatih kesadaran adalah melatih setiap tindakan yang kita lakukan. Dari menyadari saat kita berjalan, berbicara, makan, memutuskan sesuatu. Apakah dampaknya semua tindakan itu, saat itu? Bila tindakan itu merugikan orang lain, menyakitkan orang lain, apakah keputusan kita saat itu? Apakah kita akan terus melakukannya karena ‘pembenaran’ dan ego pribadi ?

Saat itu, siapa yang menguasai kita? Perasaan kita, pikiran logis kita, ego yang mau dipuaskan, ataukah kesadaran ?

Dalam Agama yang Ada adalah Forum Sharing

Tingkat pemahaman setiap orang jelas berbeda. Dan pemahaman tersebut akan berkembang terus mengikuti evolusi pemikirannya. Tidak ada satu orangpun yang berhak memaksakan pandangannya terhadap orang lain dan meng-klaim dirinya benar atas apa yang telah dipahaminya.

Demikian juga dengan tafsir agama.

Banyak bermunculan ahli tafsir yang menjadi rujukan masyarakat untuk menafsirkan sesuatu tentang agama. Namun semakin banyak orang yang merujuk padanya, akhirnya ego tersentuh dan melambung sehingga ia meyakini bahwa tafsirannya adalah tafsir yang paling benar.

Politisasi tentang ilmu tafsir yang dibuat rumit hanya bertujuan menciptakan birokrasi tafsir yang ujung-ujungnya adalah otoritasi tafsir oleh sekelompok orang untuk keperluan kepentingan politik kelompok.
Semua agama, tentu saja mengarah kepada kebaikan, ketentraman, kedamaian, dan cinta. Agama mana yang tidak mengajarkan hal-hal diatas? Justru karena ego tafsir masing-masing yang menyebabkan gesekan-gesekan untuk tidak setuju bahkan menyalahkan dan tindakan menghakimi tentang kesalahan yang dianggap ada.

Kerdilnya pemikiran seseorang dalam bicara masalah agama adalah, tidak mau melepaskan keyakinan agamanya untuk melihat sudut pandang baru saat itu untuk memahami mengapa pemikiran baru tersebut dilontarkan oleh orang lain dari sudut pandangnya.
Kemudian yang terjadi adalah tersulutnya ego untuk mempertahankan keyakinannya yang secara implicit mengatakan bahwa, ‘jangan usik aku siapa tahu aku salah!’

Seorang yang dikatakan ahli tafsirpun, ia hanya sharing atau berbagi tentang pandangan-pandangannya tentang agama. Ia tidak memegang otoritasi kebenaran atasnya.
Pemahaman tentang sharing atau berbagi ini yang sering tidak dipahami dalam interaksi agama sehingga yang muncul adalah perdebatan argumentasi atas apa yang diyakininya. Yang satu mencari kelemahan argumentasi yang lain, yang satu mencari rujukan untuk argumentasinya, yang satu ingin menyatakan kebenaran keyakinannya.

Dalam sharing , yang ada adalah berbagi pengalaman atas penghayatan agamanya. Berbagi pengalaman atas pemahaman suatu ayat, pemahaman atas tata cara ibadah, pemahaman atas unsur-unsur spiritualitas agama. Dalam sharing tidak ada unsur yang satu lebih tinggi dari yang lain, tidak ada unsur yang satu lebih benar dari yang lain, dan tidak ada unsur yang satu mengajari yang lain.
Ia hanya berbagi atas apa yang ia alami selama memahami dan menjalani agamanya.
Kemudian kegiatan sharing yang terdiri dari beberapa orang yang saling berbagi dan saling bercerita tentang pemahamannya tanpa penghakiman tentang benar dan salah. Bila ada yang dirasa lebih dari yang satu, yang satu akan mengambil pelajaran darinya. Dan bila dirasa ada yang belum diketahui tentang sebuah pemahaman, maka ia akan mengambil pelajaran pula darinya.

Karena pada dasarnya, pemahaman seseorang adalah miliknya saat itu, sesuai dengan pemahamannya saat itu.
Segala bentuk pertengkaran dan saling menyalahkan atau mengkafirkan yang lain, adalah langkah ego yang ingin mempertahankan keyakinannya karena ia merasa bahwa ia lebih benar dan lebih pintar dari yang lainnya.

Ajaran agama tidak akan merusak satu sama lain, namun terusiknya pikiran untuk mempertahankan ego keyakinan itulah yang menjadi sumber kerusakan !

Thursday, September 27, 2012

Tuhan Tidak pernah BERJANJI

Tuhan tidak pernah menjanjikan jika hidup akan mudah, tetapi Dia berjanji bahwa Dia akan selalu menyertai kita.


Saya tidak membicarakan tentang Tuhan. Tuhan itu apa, siapa tuhan, bagaimana sifat Tuhan, saya tidak sedang membicarakannya. Karena bagi saya Tuhan melampaui segala macam sifat yang ada, dan ke-Maha Besaran Tuhan tidak terukur dengan apapun. Untuk itu bila kita membicarakan Tuhan dalam kerangka kalimat dan bahasa, maka Tuhan akan kita kecilkan dalam kerangka kalimat dan bahasa tersebut.

Saya sedang ‘merenungi’ tentang terminologi janji.
Apa sih janji itu? Mengapa harus ada janji? Kapan janji diadakan?
Janji adalah sebuah ikrar akan sebuah ikatan tentang harapan. Mengapa harus ada janji? Karena adanya pihak yang tidak percaya sehingga harus diyakinkan atau diikat dengan janji. Kapan janji diadakan? Janji diadakan pada awal kedua belah pihak mengikat untuk mencapai sebuah harapan yang dijanjikan.

Secara terminology linguistic janji adalah ikrar yang harus dipenuhi. Seseorang yang berjanji ia harus memenuhi janjinya untuk diwujudkan. Siapapun yang mengucapkan janji ia telah mengikatkan diri kepada sebuah keharusan untuk memenuhi janji tersebut.

Dalam hal ini, apabila Tuhan berjanji, apakah kita akan menempatkan Tuhan sebagai sebuah entitas yang harus memenuhinya? Bagaimanapun juga kalimat janji akan terhubung dengan pemenuhan. Janji dan memenuhi janji adalah sebuah kesatuan.
Bila kita secara implicit mengharuskan Tuhan memenuhi janjinya, maka kita merendahkan Tuhan dari sifatnya yang Maha Besar dan Maha segala-galanya. Bila kita sudah mempercayai bahwa Tuhan Maha Besar dan Maha segala-galanya dan ternyata Tuhan tidak memenuhi Janjinya ya terserah Tuhan.

Kalimat saya yang mengatakan bahwa Tuhan tidak berjanji adalah menempatkan Tuhan dalam sifatnya yang Maha Besar dan Maha segala-galanya. Kenapa Tuhan harus berjanji? Mengapa Tuhan harus ber-ikrar kepada manusia? Apakah karena Tuhan takut ditinggalkan oleh manusia bila ia tidak mengucap janji yang mengikat harapan manusia ?

Seharusnya, manusialah yang berjanji kepada Tuhan, bukan sebaliknya. Manusialah yang ber-ikrar tentang harapan yang akan dicapainya.

Dan sepanjang pengetahuan saya, tidak ada kalimat terbuka yang menyatakan bahwa Tuhan berjanji. Semua kalimat yang dianggap sebagai janji Tuhan dikatakan lewat orang kedua. Artinya ada persepsi tentang janji Tuhan ini.
Disini kita harus membedakan secara linguistic antara Janji dan ketetapan.

Janji bukanlah ketetapan. Tuhan tidak berjanji, bahkan tidak pernah berjanji. Namun Tuhan telah menggoreskan ketetapannya. Ketetapan Tuhan inilah yang sekarang dikenal dengan law of universe atau hukum alam semesta.

Apa itu hukum alam semesta atau hukum Tuhan atau ketetapan Tuhan? Contohnya adalah perbuatan baik mendapat hasil baik, perbuatan buruk mendapat hasil buruk. Ini bukan janji, namun ketetapan.
Pikiran positif akan menarik hal-hal yang positif. Orang yang selalu berbuat baik akan ditempatkan ditempat yang baik. Ini juga merupakan ketetapan Tuhan.

Tuhan tidak pernah berjanji, namun ia telah menetapkan hukum yang rapi di alam semesta ini. Bila ada yang tanya, “apakah anda tidak percaya dengan janji Tuhan ?”

Saya jawab bahwa saya tidak memahami bila Tuhan Berjanji, karena bila saya percaya bahwa Tuhan berjanji maka saya telah merendahkan Tuhan dari sifat-sifatnya yang Maha Besar. Saya memahami bahwa Tuhan telah menetapkan aturan di alam semesta ini, dan aturan itu bukanlah janji Tuhan melainkan ketetapannya. Kita mengenalnya sebagai law of universe atau hukum-hukum alam semesta.

Manusia punya free will atau kehendak bebas untuk mematuhi aturan semesta itu atau tidak. Semua aturan semesta itu ada bukan untuk kepentingan Tuhan, namun untuk manusia itu sendiri.
Apakah Tuhan Berjanji? Tuhan tidak pernah berjanji, namun Tuhan telah menetapkan ketetapannya tentang hukum-hukum alam semesta yang sangat rapi di alam raya ini.

Monday, September 10, 2012

Memahami indahnya Kegagalan

Syeikh Ibnu ‘Athaillah As-Sakandary
 
“Sesungguhnya kegagalan terasa menyakitkan, semata karena anda tidak faham sesuatu dari Allah di dalam kegagalan itu.”




Jika anda faham, anda akan melihat adanya kelembutan Ilahi, karena semuanya adalah rahmat dan kemurahan dariNya. Jadi seperti dikatakan juga oleh Ibnu Athaillah, “Siapa yang menyangka terlepasnya kelembutan Ilahi atas takdirnya (yang keras) semata karena piciknya pandangan orang itu.”
Di atas juga disebutkan, “Jika Allah membukakan pintu kefahaman, maka kegagalan adalah hakikat pemberian.” Dan kelak dibelakang akan kita jumpai kata-kata beliau yang indah, “Hendaknya bisa memperingan beban atas derita cobaan pada dirimu, manakala engkau mengetahui bahwa Allah lah yang memberi cobaan itu padamu.”
Jadi bila kita mengenal Allah Maha Kasih, Maha Lembut, Maka Mulia dan Maha Murah, maka segala bentuk keterhalangan kehendak kita, sesungguhnya sama sekali tidak akan merubah pendirian kita akan Sifat-sifat LembutNya dan KasihNya kepada kita.






Karena itu beliau melanjutkan hikmahnya yang agung :

“Terkadang Allah membukakan pintu Taat pada Allah bagimu, dan tidak membukakan pintu suksesnya keinginanmu. Bahkan Allah  pun menentukan suatu tindakan dosa padamu, dan tindakan itu malah membuatmu sampai ke hadiratNya.”

Taat itu sendiri adalah anugerah yang luar biasa, bukan sekadar suksesnya keinginan anda. Karena kegagalan atas cita-cita anda sesungguhnya teriringi oleh anugerah Allah dibalik semua itu. Jadi hakikatnya bukan gagal, namun anugerah pemberian.

Pintu-pintu sukses yang sesungguhnya ada tiga, menurut Syeikh Zarruq:
Pertama: Taqwa, sebagaimana firman Allah Ta’ala, “Sesungguhnya Allah menerima (memberikan Kabul) dari orang-orang yang bertaqwa.” (Al-Maidah 27). Setiap amaliyah yang tidak disetrtai ketaqwaan hanyalah kepayahan dan  kerja keras tanpa guna. Menjadi berguna manakala seseorang melakukannya dengan penuh sukacita bersama Allah Ta’ala.

Kedua: Ikhlas. Segala sesuatu kalau bukan karena demi Wajah Allah tidak diterima oleh Allah. Hadits Qudsy menegaskan, “Aku Maha tidak butuh pendamping yang lain (syirik). Siapa yang beramal dimana ada unsur lain di dalamnya selain diriKu, maka Aku tinggalkan amal hamba itu dan unsur lain tersebut.”

Ketiga: rasa yakin mengikuti jejak Sunnah dan Kebenaran. Karena Allah tidak menerima amal hamba yang melakukan amaliyah kecuali dengan sikap benar dan mengikuti kebenaran.
Siapa pun yang melakukan amaliyah dengan tiga kategori di atas, maka dia akan mendapatkan kemudahan atas amaliahnya karena ketiganya sebagai pertanda diterimanya amal. Jika tidak, maka hanya mendapatkan kepayahan dan kelelahan belaka.

Sedangkan orang yang ditakdirkan dosa, menjadi sebab orang tersebut wushul kepada Allah, dimana hidayah justru terbuka paska tindakan dosa, karena tiga hal pula :

1.    Rasa remuk redam atas tindakan dosanya, seperti dalam hadits Qudsi: “ Aku bersama orang yang remuk redam hatinya demi menuju kepadaKu.”

2.    Ditambah dengan taubat orang tersebut, “Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang taubat.” (Al-Baqarah : 222).

3.    Semangat yang disertai kewaspada-an dalam menempuh keikhlasan, dan penyucian dosa-dosanya.
Dalam hadits disebutkan, “Betapa banyaknya dosa, malah membuat si empunya malah masuk syurga.”
Syeikh Abul Abbas al-Mursi menafsirkan firman Allah swt :
“Allah memasukkan malam di dalam siang dan memasukkan siang di dalam malam. “ (Al-Hajj: 61)
Maknanya adalah Allah memasukkan taat dalam maksiat, dan memasukkan maksiat di dalam taat.
Seorang hamba yang penuh taat, lalu dia kagum atas prestasi taatnya, dan merasa dengan taatnya kepada Allah membuatnya hebat, lalu minta ganti rugi pahala dari Allah atas amal ibadahnya. Sikap demikian adalah kebaikan yang dihapus oleh keburukan.

Rasa kagum atas prestasi ibadahnya adalah kejahatan di dalam dirinya. Itulah yang disebut masuknya taat dalam maksiat.
Begitu juga ketika pendosa berbuat dosa, kemudian ia bertobat kembali kepada Allah Ta’ala dengan remuk redam hatinya, merasa hina dan memohon ampunan padaNya, bahkan dia merasa lebih berdosa dari siapa pun jua, karena belum pernah ada dosa yang lebih hebat ketimbang dia.
Kesadaran ini berarti maksiat yang masuk dalam taat.

Kemudian mana yang disebut maksiat dan mana yang disebut ibadah taat ?

Tuesday, September 4, 2012

Awal dikorupsi sekarang salah cetak, Oh nasib Al Quran di Indonesia

Kemarin pagi saya membaca salah satu artikel di surat kabar yang terbit pagi yang cuplikan isinya sebagai berikut : 

"Pengusutan dugaan korupsi tender Al Quran Kementerian Agama (Kemenag) belum tuntas sekarang muncul persoalan baru. Ribuan kitab suci umat Islam yang dicetak dan diedarkan pada tahun 2011 banyak mengalami kesalahan cetak (salah halaman, salah cetak, isi kurang mulai halaman 89-120, kesalahan tanda baca (harakat), halaman membayang sehingga tidak bisa dibaca, keriput sehingga huruf banyak yang terpotong dll) sampel tersebut diambil dari Bogor, Cirebon, Ciamis, Kediri, Surabaya, Sulawesi dan Lampung cetakan PT. Adhi Aksara Abadi Indonesia dan hal ini sudah diakui oleh Irjen Kemenag Muhammad Yasin dan hasil penelitian Lembaga Percetakan Al Quran - Sarmidin Nasir, hal ini bisa terjadi dikarenakan kelalaian tim Laznah kemenag yang mengkaji Al Quran sebelum dicetak dan didistribusikan".

Pada pembelaannya mereka tidak mengatakan semuanya tapi kebanyakan terjadi kesalahan pada hasil cetakan tersebut, dan akan segera dilakukan penarikan cetakan yang salah. Ah, omongan pembelaan diri yang sudah sering terjadi...

Wallahu Alam...

Tidak sedikitpun dalam hati kecil saya keraguan akan terjadinya noda pada kesucian dan kemurnian Al Quran, karena akan dijaga kesucian dan kemurniannya oleh penciptaNya sampai akhir jaman.

Mungkinkah pada saat ini para koruptor sudah kehilangan lahan untuk dikorupsi, sampai kesucian dan kemurnian Al Quran pun mereka permainkan (dengan menghilangkan/mengurangi jumlah halaman dan lain sebagainya) ?

Bisa jadi ini pertanda baik bagi bangsa ini, karena lahan korupsi yang "Makin Menyempit" sehingga (mungkin) dengan "amat terpaksa" mereka korupsi pula proyek padat modal percetakan dan pengadaan Al Quran yang kesucian dan kemurniannya dijamin oleh Penciptanya sampai akhir jaman.

Ada beberapa kemungkinan yang terjadi pada cara pikir si koruptor di proyek ini, pertama koruptor sudah kehilangan akal untuk mencari lahan yang akan dikorupsi sehingga terpaksa proyek Al Quran ini diembat juga untuk kantong pribadi dan kroninya, kedua koruptor tidak sadar (khilaf) bahwa Allah sebagai pencipta Al Quran akan langsung menghukum/mengambil tindakan mereka karena kesucian dan kemurnian ciptaanNya dinodai, ketiga mereka dengan sadar tahu akan resiko yang akan terjadi jika melanggar janji Allah jika menodai kesucian dan kemurnian Al Quran tapi bersikap masa bodoh dan tidak peduli toh Allah Maha Pengampun, Penyayang dan selalu Maha Rahman juga Rahiim jika ketahuan oleh Nya mereka akan bertobat dan memohon ampunan, keempat koruptor tidak ambil pusing dan masa bodoh dengan proyek Al Quran karena beranggapan proyek ini seperti korupsi pada umumnya.

Sekarang mari coba kita diskusikan keempat hal diatas sambil menunggu hasil kerja tim yang mengusut kasus tersebut, 
jika hal pertama yang terjadi maka ada pertanda baik di bangsa ini karena lahan pekerjaan para koruptor makin berkurang sehingga dengan amat terpaksa mereka lakukan juga korupsi pada proyek pengadaan Al Quran untuk memenuhi kebutuhannya, kedua dengan alasan yang klise (khilaf) ini sepertinya alasan yang dibuat-buat karena mereka pasti melakukannya tidak sendirian tapi beregu/kelompok yang saya yakin tidak semua orang pada tim itu dihinggapi/menderita penyakit khilaf, ketiga alasan ini agak keterlaluan, pasti koruptor akan merasakannya langsung hukuman dari Allah sambil bertobat memohon ampunan dariNya di dalam pengapnya penjara, keempat.... Waalah jika ini yang terjadi pada pikiran koruptor saat melakukan korupsi pengadaan Al Quran sudah lengkaplah betapa bejatnya moral koruptor di bangsa ini, sudah tahu Al Quran kok ya masih aja dikorupsi.

Saat ini saya tidak berpikir tentang nasib para koruptor tersebut karena proses penyelidikan sudah berjalan dan semoga hukuman yang setimpal akan mereka terima, akan tetapi dalam benak saya terbersit keharuan yang mendalam bahwa satu hal lagi bukti kekuasaan Allah, JanjiNya akan kesucian dan kemurnian Al Quran yang akan terjaga sampai akhir jaman sudah dilakukanNya.

Korupsi di bangsa ini, sampai bosan mata ini dengan melihat, membaca dan mendengar di semua media elektronik dan cetak sudah hal yang lumrah di negeri ini. Tapi kok ya, kebangetan sampai Al Quran di korupsi.... Apa koruptor dengan tindakan korupsinya yang merugikan sudah sedemikian pongahnya sehingga mencoba tantangan dengan tidak mengindahkan seruan Allah.

Maafkan mereka ya Allah, berikan hidayahMu pada para koruptor di negeri ini.

Sunday, September 2, 2012

Solusi Sederhana


Pada beberapa waktu lalu seorang pemuda yang juga pengusaha yang sukses datang ke tempat dokter, untuk bertanya tentang keluhan yang dialaminya....

Pemuda      : Dok, beberapa waktu ini sering mengalami sakit kepala, sulit bernapas, telinga panas dan
                    pandangan berkunang-kunang...
Dokter        : Baik, saya akan mengadakan pemeriksaan menyeluruh terhadap keluhan yang anda alami.

Setelah beberapa saat melakukan serangkaian test menyeluruh terhadap tubuh pemuda yang menjadi pasiennya, selesailah hasil pemeriksaan si dokter tersebut.

Dokter    : Pemeriksaan yang saya lakukan sudah selesai mari kita sekarang bersama-sama melihat hasil    
                 pemeriksaan ini.
Pemuda    : Baik Dok, mari kita lihat hasilnya...

Lalu dokter menyajikan beberapa lembar kertas juga beberapa lembar foto rontgent yang didapat dari serangkaian test pemeriksaan dan mulai memberikan penjelasan pada pemuda tersebut..

Dokter    : Agaknya tidak ada yang mengkhawatirkan mengenai kesehatan yang anda alami saat ini, beban pekerjaan yang terjadi saat ini memang pada beberapa pasien akan             menimbulkan gejala seperti yang anda alami.
Pemuda    : Oh, beban pekerjaan saya memang berat Dok. Lalu apa yang harus saya lakukan untuk kesehatan saya ini, Dok ?

Dokter    : Berhentilah bekerja dan mulailah menikmati hidupmu karena beban pekerjaan yang berat akan memperpendek usiamu...
Pemuda    : Baik, Dok. terima kasih sarannya. Saya akui beban pekerjaan saya memang cukup berat... dan rupanya hal tersebut yang mengganggu kesehatan saya akhir-akhir ini.

Lalu pemuda itupun mengikuti saran sang dokter, ia keluar dari pekerjaan, mengumpulkan hasil tabungan selama bekerja, menjual apa yang bisa dijual dan mulai menikmati apa yang selama ini ingin dilakukannya yakni keliling dunia.
Sehari sebelum berangkat untuk perjalanan liburan, ia memutuskan ke toko pakaian untuk memilih beberapa baju yang akan digunakan saat berlibur.

Pemuda    : Saya ingin membeli beberapa kemeja dengan ukuran leher 15, tolong berikan saya beberapa pilihan.
Pelayan    : Baik, Pak. Akan saya lakukan tapi sebelumnya saya akan mengukur lingkar leher Bapak untuk memastikan ukurannya ?

Pemuda    : Baiklah.

Maka pelayan toko pakaian tersebut melakukan pengukuran lingkar leher pemuda tersebut.

Pelayan    : Hasil pengukuran yang saya lakukan lingkar leher Bapak adalah 15,5... akan saya berikan beberapa pilihan pakaian dengan ukuran tersebut
Pemuda    : Oh, jangan saya biasa membeli pakaian dengan ukuran lingkar leher 15 dan sudah semestinya anda menuruti permintaan saya.

Pelayan    : Baik, Pak. Saya akan mengambil pakaian dengan ukuran pakaian yang anda inginkan akan tetapi dengan ukuran tersebut Bapak akan mengalami
      sakit kepala, sulit bernapas, telinga panas dan pandangan berkunang-kunang... karena lingkar leher yang terlalu sempit.

Pemuda tersebut tertegun sejenak, dan berpikir sesederhana itukah solusi atas penyakit yang selama ini dideritanya.....

Yap, terkadang permasalahan hidup yang cukup berat bisa diselesaikan dengan solusi yang sederhana pula.
Oleh karena itu marilah pandang problem hidup yang terjadi saat ini, dengan cara pandang yang simple juga..

Urai satu persatu yang telah terjadi dan cobalah mengerti bahwa pada diri kita sendirilah sebetulnya semua penyelesaian semua problem hidup itu akan dapat diselesaikan.

Tanpa disadari seringkali kita menyerah pada problem yang muncul, dan berkata ini sudah jalan hidupku, atau ini Takdir Tuhan, Ini keputusan Tuhan akan hidupku.
Seringkali Tuhan menjadi kambing hitam atas semua yang terjadi pada hidup kita. Padahal Tuhan tidak tidak menentukan "Takdir" tapi tanpa kita sadari beberapa pilihan sederhana yang disajikan Tuhan tentang hidup sering tidak terpikir untuk dilakukan.

Tuhan dengan Kasih Sayang nya, selalu memberikan yang terbaik untuk umatnya. Kita sendiri yang sering mengabaikannya.

Wassalam